Selasa, 28 September 2010
ENZIM II
PENGARUH SUHU PADA AMILASE AIR LIUR, PENGARUH PH PADA AKTIVITAS AMILASE AIR LIUR, HIDROLISIS PATI OLEH AMILASE AIR LIUR, DAN HIDROLISIS PATI MENTAH OLEH AMILASE AIR LIUR
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PENDAHULUAN
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organuik yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu kondisi yang diperlukan oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh dikarenakan adanya katalis yang disebut enzim. Untuk pertama kalinya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari ‘kara pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kimotripsin. Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut iaalah suatu protein.
Makanan yang dimakan makhluk hidup umumnya masih berbentuk potongan atau keratan yang masih mempunyai ukuran yang relatif besar, misalnya nasi, keratan kentang, potongan daging atau telur, potongan sayuran atau buah-buahan. Untuk dapat ditelan, makana ini perlu mengalami perubahan bentuk maupun ukurannya, yaitu diubah menjadi potongan dengan ukuran yang lebih kecil. Secara garis besar makanan yang dimakan manusia terdiri atas karbohidrat, lipid, protein, mineral, vitamin, dan air. Untuk dapat digunakan sebagai sumber energi, pemeliharaan, dan pertumbuhan bagi tubuh, berbagai makanan tersebut terlebih dahulu diubah menjadi molekul-molekul yang dapat masuk ke dalam sel-sel dan mengalami berbagai reaksi kimia yang penting. Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh dibantu dengan adanya enzim pada masing-masing organ.
Enzim yang akan dibahas dalam laporan ini ialah enzim yang terdapat di mulut yaitu air liur atau saliva. Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah. Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Semakin lama mengunyah akan semakin baik, sebab proses penghancuran lebih efektif. Apabila makanan menjadi lebih kecil ukurannya, maka luas permukaan akan bertambah. Selama penghancuran mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau air liur. Air liur atau saliva ini diekskresikan oleh tiga kelenjar, yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan. Kelenjar submandibular atau disebut juga kelenjar submaksilar terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. Kelenjar parotid ialah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas mulut di depan telinga.
TUJUAN
Percobaan bertujuan menentukan sifat dan susunan air liur dan menentukan pH serta suhu optimum bekerjanya enzim.
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ialah penangas air, penangas es, dan alat-alat gelas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ialah air liur, akuades, kanji 1%, pereaksi iod, pereaksi Benedict, HCl, asam asetat, dan natrium karbonat 1%.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pengaruh suhu pada aktivitas amilase air liur dilakukan dengan cara disediakan empat buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 2 ml air liur dan 2 ml akuades, keempat tabung tersebut dikocok dengan baik. Tabung pertama diletakkan pada penangas es yang bersuhu 10oC, tabung kedua diletakkan pada suhu kamar (25oC), tabung ketiga diletakkan pada penangas air bersuhu 37oC, dan tabung keempat diletakkan pada penangas air bersuhu 80oC selama 15 menit. Setelah itu ditambahkan pada setiap tabung 2 ml larutan kanji 1%, dikocok dengan baik dan diletakkan pada masing-masing kondisi suhu selama 10 menit. Isi tabung dibagi menjadi dua, sebagian diuji dengan pereaksi yodium sedangkan sebagian lainnya diuji dengan pereaksi Benedict.
Pengaruh pH pada aktivitas amilase air liur dilakukan dengan cara disediakan empat tabung reaksi dan masing-masing iisi dengan 2 ml HCl, 2 ml asam asetat, 2 ml akuades, dan 2 ml natrium karbonat 0,1 %. Masing-masing nilai pH dari tiap larutan 1, 3, 6, dan 9. Setelah itu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 ml larutan kanji 1% dan 2 ml air liur, dan dikocok dengan baik lalu diletakkan pada penangas air 37oC selama 15 menit. Isi tabung dibagi menjadi dua, bagian pertama diuji dengan pereaksi yodium sedangkan bagian yang lainnya diuji dengan pereaksi Benedict.
Hidrolisis pati oleh amilase air liur dilakukan dengan cara1 ml air liur diencerkan menjadi 5 ml kemudian diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan 5 ml larutan pati atau kanji 1% dan dikocok. Kemudian disimpan pada suhu 37oC. Dicatat kapan terlihatnya opelesan dan berubahnya kekentalan. Setiap selang waktu 2 menit pindahkan satu tetes ke papan porselen dan ditetesi dengan pereaksi iodium. Dicatat pada menit ke berapa timbulnya warna biru, warna kecoklatan, dan kapan tidak memeperlihatkan perubahan warna lagi.
Hidrolisis pati mentah oleh amilase air liur dilakukan dengan cara dimasukkan tepung pati ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml akuades lalu dikocok. Ditambahkan 1 ml amilase (air liur) dan disimpan pada temperatur 37oC selama 20 menit. Setelah itu disaring, pada filtratnya dilakukan uji iod dan uji Benedict (filtrat dibagi menjadi dua).
HASIL PERCOBAAN
Tabel 1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Suhu (oC) Uji Iod Uji Benedict
Hasil Warna Hasil Warna
Suhu es (10oC) - Tidak berwarna + Hijau
Suhu ruang (25oC) - Tidak berwarna + Hijau
37oC - Tidak ada perubahan warna + Hijau
80oC + Biru ungu - Biru
Tabel 2 Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase
pH Uji Iod Uji Benedict
Hasil Warna Hasil Warna
HCl (1) ++ Biru ungu - Biru
CH3COOH (3) ++++ Biru pekat - Biru
Akuades (6) - Kuning muda + Hijau
Natrium karbonat (9) + Biru pudar + Hijau
Tabel 3 Hidrolisis Larutan Pati Matang
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Hasil Warna Hasil Warna
2 +++ Biru pekat
4 ++ Biru kecoklatan +++ Merah bata
6 ++ Biru kecoklatan
8
10
12
14 +
+
+
- Coklat kekuningan
Coklat kekuningan
Coklat kekuningan
Coklat kekuningan
PEMBAHASAN
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Langganan:
Postingan (Atom)